Selasa, 26 Juni 2012


TEKNIK MENYUSUI

Teknik menyusui yang benar ini bertujuan untuk merangsang produksi susu dan memperkuat reflek hisap bayi.

            Posisi menyusui yang benar
  1. The cradle
Posisi ini sangat baik untuk bayi yang baru lahir. Caranya, pastikan punggung ibu benar-benar mendukung untuk posisi ini. Jaga bayi di perut ibu, sampai kulitnya dan kulit ibu saling bersentuhan. Biarkan tubuhnya menghadap ke arah ibu, dan letakkan kepalanya pada siku ibu.
  1. The cross cradle hold
Satu lengan mendukung tubuh bayi dan yang lain mendukung kepala, mirip dengan posisi duduk tetapi ibu akan memiliki kontrol lebih besar atas kepala bayi. Posisi menyusui ini bagus untuk bayi prematur atau ibu dengan puting payudara kecil.
  1. The football hold
Caranya, pegang bayi di samping ibu dengan kaki bayi di belakang ibu dan bayi terselip di bawah lengan ibu, seolah-olah ibu sedang memegang bola kaki. Ini adalah posisi terbaik untuk ibu yang melahirkan dengan operasi caesar atau untuk ibu-ibu dengan payudara besar. Baik juga untuk ibu yang menyusui bayi kembar. Tapi, ibu butuh bantal untuk menopang bayi.
  1. The lying down position
Menyusui dengan berbaring akan memberi ibu lebih banyak kesempatan untuk bersantai dan juga untuk tidur lebih banyak pada malam hari. Ibu bisa tidur saat bayi menyusu. Dukung punggung dan kepala bayi dengan bantal. Pastikan bahwa perut bayi menyentuh Anda.


            Langkah – langkah menyusui yang benar dengan sikap duduk


  1. Ibu duduk dengan posisi santai dan nyaman menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi atau duduk di atas tempat tidur dan punggung ibu bersandar pada tempat tidur seperti gambar diatas.
  2. Sebelum menyusui, Asi dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
  3. Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi dimiringkan menghadap ibu dan ditidurkan diatas pangkuan ibu dengan cara :
a.       Bayi dipegang dengan satu lengan, gendong bayi setinggi payudara dengan meletakkan kepala bayi pada siku ibu, sanggah punggung bayi dengan lengan bawah ibu, dan tangan memegang bokong atau paha atas bayi.
b.      Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan yang satunya lagi didepan
c.       Perut bayi menempel pada perut ibu dan kepala bayi menghadap payudara
d.      Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
e.       Ibu menatap bayi dengan pasih sayang
  1. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari lain menopang dibawah
  2. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting Reflek) dengan cara menyentuh pipi atau sisi mulut bayi dengan puting susu ibu
  3. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan kepayudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan kedalam mulut bayi.
a.       Usahakan sebagian besar areola dapat masuk kedalam mulut bayi, sehingga puting susu berada dibawah langit – langit dan lidah bayi akan menekan ASI hingga keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak dibawah areola
b.      Setelah bayi mulai menghisap, peyudara tak perlu dipegang atau disangga lagi
  1. Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti menyusui pada payudara yang lain dengan cara melepaskan isapan bayi, yaitu :
a.       Jari kelingking ibu dimasukkan kemulut bayi melalui sudut mulut, atau
b.      Dagu bayi ditekan kebawah
  1. Menyusui berikutnya dimulai pada payudara yang belum terkosongkan (yang dihisap terakhir)
  2. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya
  3. Menyendawakan bayi dengan tujuan mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh) setelah menyusu. Cara menyendawakan bayi adalah :
a.       Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan – lahan
b.      Dengan cara menelungkupkan bayi di atas pangkuan ibu, lalu usap – usap punggung bayi sampai bayi bersendawa

Senin, 25 Juni 2012

IMUNISASI


IMUNISASI
     1.    Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah Suatu usaha pemberian kekebalan pada tubuh seseorang dengan harapan agar dapat tercegah dari suatu penyakit tertentu. (Asuhan Kesehatan Anak Dalam Kontek Keluarga, 1993; 47)
Memasukkan antigan atau kuman, bakteri, virus, parasit, racun kuman kedalam tubuh sehingga tubuh membuat zat anti berbubah menjadi anti bodi atau anti toksin untuk mencegah penyakit tertentu. (FKUI, 1998; 17)

2
Jenis Kekebalan
a.         Imunisasi aktif
         Adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertahan lama.
Adalah kekebalan yang diperoleh dimana tubuh tersebut aktif membuat zat antibody sendiri.

Imunisasi aktif dapat dibagi dalam 2 jenis :
·         Kekebalan aktif alamiah
Dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah mengalami/sembuh dari suatu penyakit.
Adalah orang menjadi kebal setelah menderita penyakitnya atau kekebalan yang timbul setelah sembuh dari penyakitnya
·         
Kekebalan aktif buatan
 Adalah kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin/imunisasi.
Adalah kekebalan yang diperoleh setelah orang mendapat vaksinasi atau antigennya sengaja dimasukan ketubuh seseorang dengan maksud merangsang pembentukan antibody.
Misalnya : seseorang menjadi kebal terhadap cacar setelah mendapatkan vaksinasi cacar.

b.          Imunisasi pasif
Adalah tubuh anak tidak membuat zat antibodi sendiri tetapi   kekebalan tersebut diperoleh dari luar tubuh setelah memperoleh zat penolak dimana prosesnya capat tetapi tidak tahan lama.Kekebalan yang diperoleh karena orang tersebut telah  mendapatkan antibody dari luar.
Imunisasi pasif dibagi dalam 2 jenis :
- Kekebalan pasif alami (kongenital imunity)
Adalah kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya. Kekebalan ini tidak berlangsung lama kira-kira hanya sekitar 5 bulan setelah bayi lahir. Adalah kekebalan yang diperoleh bayi karena mendapatkan zat antibody yang ditimbulkan dari ibunya ketika masih dalam kandungan.
Macam kekebalan yang diturunkan antara lain :
Terhadap penyakit tetanus, thypus, diptheria, pertusis, kekebalan ini bisanya berlangsung sampai umur 3 – 5 bulan, karena saat ini makin berkurang, sedang ia sendiri tidak membuatnya.

-Kekebalan pasif buatan atau disengaja (artificially indocend pasive immunity)
Kekebalan yang diperoleh seseorang karena orang itu diberi zat anti dari luar, penberian zat dari luar dapat berupa pengobatan maupun usaha pencegahan. Kekebalan ini diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolak.

3.Vaksin
a. Pengertian Vaksin
Adalah suatu bahan yang terbuat dari kuman, komponen kuman atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan.
1)      Contoh vaksin yang dibuat dari kuman hidup yang dilemahkan : vaksin batuk rejan (DPT).
2)      Contoh vaksin yang terbuat dari kuman hidup yang dimatikan : vaksin campak, vaksin BCG.
3)      Contoh vaksin yang terbuat dari protein khusus kuman : vaksin hepatitis B.
4)   Contoh vaksin yang dibuat dari racun/toksin kuman yang dilemahkan (disebut pula toksoid) : toksoid tetanus, toksoid difteri.

b. Komposisi Vaksin
Nama Vaksin
Kandungan
Bentuk
Cara Pemberian
Difteri
Toxoid
Cair
I.M
Tetanus
Toxoid
Cair
I.M
Pertusis
Kuman dimatikan
Cair
I.M
Polio
Virus dilemahkan
Cair
Oral
Campak
Virus dilemahkan
Cair
SC
BCG
Bakteri dilemahkan
Kristal
IC
Hepatitis B
HBSAg
Cair
I.M

c.  Penyimpanan Vaksin
Nama Vaksin
Waktu dalam suhu 0–8º C
Waktu dalam suhu 35-37 ºC
DT
3 – 7 hari
6 minggu
Pertusis
18 – 24 hari
Dibawah 50% & 1 minggu
BCG
~ Kristal
~ Cair
-
1 tahun
Di pakai satu kali kerja

Dibawah 20% 3-14 hari
Di pakai satu kali kerja
Campak
~ Kristal
~ Cair

2 kali
Di pakai satu kali kerja

1 minggu
Di pakai satu kali kerja
Polio
6 – 12 bulan
1 – 3 hari

d. Jenis-jenis Vaksin
1)    Vaksin BCG
a. Gunanya               :     Memberikan kekebalan terhadap penyakit tubercolusis
b.Susunannya           :     Mengandung BCG (Bacillus CalmetteGuering) yang masih hidup
c. Penyimpanannya    :     Dalam lemari es pada suhu 2-8 oC
d. Kadaluwarsa          :     1 tahun sesudah pengeluaran yang dapat dilihat pada tabel
e. Dosis                       Bayi kurang dari 1 tahun (biasanya diberikan secara dini setelah lahir) 0,05 ml
f. Kemasan                   Ampul dengan 4 ml bahan pelarut (NaCl Fodi) dosis efektif per ampul 36 dosis
g.Cara pemberian    Intra cutan pada insersio muskulusdeltoideus kanan, membersihkan lokasi suntik dengan kapas air matang, jangan menggunakan kapas alkohol karena dapat merusak vaksin, penyuntikan berhasil bila menimbulkan scar dengan garis tengah 3-7 mm
h.Kontra indikasi      :    Sakit kulit yang berat dan luas
i.  Efek samping         Lympadenitis supurative dan osteo myelitis

2)    Vaksin DPT (Diptheri, Pertusis, Tetanus)
a. Gunanya            :    Memberikan kekebalan secara stimultan terhadap penyakit diptheri pertusis dan tetanus
b.Susunannya         :    Tiap ml mengandung 40 IV diptheri 15 IV tetanus 49 yang telah dimurnikan
c. Penyimpanan       :    Dalam lemari es pada suhu 2-8oC
d.            Kadaluwarsa   :    2 tahun setelah tanggal pengeluaran
e. Dosis                   :    0,5 ml untuk setiap suntikan dan diberikan 3 x interval 4 minggu
f. Kemasan               :    Flakon 5 ml dosis efektif per flakon 8 dosis
g.Kontra indikasi      :   
h.Anak diatas usia 7 tahun
i.  Panas tinggi diatas 38oC
j.  Riwayat reaksi berat pada pemberian imunisasi DPT sebelumnya
k.Cara pemberian     :    Intra musculer di paha bagian luar
l.  Efek samping         :   
1)      Yang mungkin disebabkan oleh komponen pertusis berupa demam lebih dari 39oC
2)      Bengkak lokal, abses steril

3)    Vaksin TT (Vaksin Serap Tetanus)
a. Gunanya                Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus
b.Susunannya         Tiap ml mengandung 20 IV toxoid tetanus, toxoid yang dimurnikan 3 mg, aluminium phospat dan 0,1 mg mertiolet sebagai bahan pengawet
c. Penyimpanan        :    Dalam lemari es pada suhu 2-8oC
d.                                                           Kadaluwarsa      :           2 tahun sesudah tanggal pengeluaran
e. Dosis                    :    0,5 ml untuk tiap suntikan
f. Cara pemberian     :    Intra muskuler/subcutan dalam
g.Kemasan               :    Flakon 5 ml dosis efektif tiap flakon 8 dosis
h.Kontra indikasi      :    Tidak ada
i.  Efek samping        :    Reaksi lokal berupa kemerahan, bengkak dan rasa sakit pada tempat suntikan

4)    Vaksin DT (Diptheri, Tetanus)
a. Gunanya                 Memberikan kekebalan secara stimultan terhadap penyakit diptheri dan tetanus
b.Susunannya             Tiap ml mengandung 40 IV diptheri dan 15 IV tetanus toxoid yang telah dimurnikan
c. Penyimpanan          Dalam lemari es pada suhu 2-8oC
d.                                                           Kadaluwarsa      :           2 tahun sesudah tanggal pengeluaran
e. Dosis                      0,5 untuk tiap suntikan
f. Cara pemberian       Intra muskuler
g.Kemasan                 Flakon 25 ml dan isi efektif tiap flakon 40 dosis
h.Kontra indikasi        Tidak ada
i.  Efek samping          Indikasi 3-4 % dari anak yang menderita diptheri tetanus
j.  Perhatian               :
1)      Vaksin DPT, TT, DT jangan sampai beku dan menjadi rusak selamanya
2)      Hangatkan vaksin dengan tangan dan kocok dahulu untuk menghindari abses steril
5)    Vaksin Polio Oral Tri Valen
a. Gunanya                 :    Memberikan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis
b. Terdapat 2 jenis vaksin dalam peredaran yang masing–masing   mengandung virus polio tipe I, II, III, yaitu :
1)      Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II, III, yang sudah dimatikan (vaksin salk), cara pemberiannya dengan penyuntikan
2)      Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II, III, yang masih hidup tetapi telah dilemahkan (vaksin sabin) cara pemberiannya melalui mulut dalam bentuk pil atau cairan
c. Susunannya               :           Tiap 2 tetes mengandung virus polio hidup yang dilemahkan
d.Kekebalan                  :          Daya proteksi polio sangat baik, yaitu sebesar 95 – 100 %
e. Penyimpanan             :          Dalam lemari es pada suhu 2-8oC
f. Kadaluarsa                 :          2 tahun sesudah tanggal pengeluaran
g. Dosis                         :          2 tetes setiap kali pemberian
h. Cara pemberian         :          Diteteskan langsung ke dalam mulut. Bila anak sakit dosis tetap diberikan
i.  Di Indonesia yang lazim diberikan ialah vaksin jenis sabin. Kedua vaksin tersebut mempunyai kebaikan dan kekurangan. Kekebalan yang diperoleh sama baiknya. Karena cara pemberiannya lebih mudah melalui mulut maka lebih sering dipakai jenis sabin. Dibeberapa negara dikenalretravaccine yang mengandung 4 jenis vaksin, yaitu kombinasi DPT dan Polio dan cara pemberiannya dengan suntikan.
Pemberian vaksin polio dapat dilakukan bersama dengan BCG, vaksin hepatitis B dan DPT. Bagi bayi yang sedang menetek maka ASI dapat diberikan seperti biasa karena ASI tidak berpengaruh terhadap vaksin polio. Imunisasi ulangan diberikan bersama dengan imunisasi ulang DPT.
Masalah lain yang sering dipertanyakan adalah tentang perlunya pemberian imunisasi ulang sendainya seorang anak pernah terjangkit polio, hal itu masih perlu diberikan.
Alasannya adalah mungkin anak yang menderita polio itu hanya terjangkit oleh virus polio tipes, artinya bila penyakitnya telah sembuh, ia mempunyai kekebalan terhadap virus polio tipe I, tetapi mempunyai kekebalan terhadap jenis virus polio tipe II dan III, karena itu virus tersebut perlu diberikan imunisasi ulang polio
1.      Kemasan         :    Vial dosis 10 disertai 1 buah pipet dan vial 20 dosis disertai 1 buah pipet
2.       Reaksi             Biasanya tidak ada, mungkin pada bayi akan terdapat bercak – bercak ringan
3.       Kontra indikasi   :          Pada anak dengan diare berat atau yang sedang sakit parah. Sebaiknya imunisasi polio ditangguhkan. Demikian pula anak yang menderita penyakit gangguan kekebalan (deficienci imun) tidak diberikan imunisasi polio. Alasan untuk tidak memberiakn vaksin polio pada keadaan diare berat ialah kemungkinan terjadinya diare yang lebih parah. Pada anak batuk, pilek, demam, atau diare ringan, imunisasi polio dapat diberikan seperti biasa.
4.      Efek samping       :         
a.       Kelumpuhan anggota gerak karena mendapat imunisasi seperti pada penyakit polio sebenarnya
b.      Tertular kasus polio dewasa walaupun telah diberi imunisasi
c.       Kejang-kejang

6)    Vaksin hepatitis B
a. Gunanya                         :       Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis
b.Penyimpanan                   :       Dalam lemari es pada suhu 2-8oC
c. Kadaluwarsa                    :       2 tahun sesudah tanggal pengeluaran
d.  Dosis                             :           0,5 ml untuk tiap penyuntikan
e. Cara pemberian              :       Intra musculer
f. Kemasan                         :       Berbeda untuk tiap pabrik
g.Kontra indikasi                :       Tidak ada
h.Efek samping                  :       Umumnya tidak ada

e.Syarat Pemberian Vaksin         
1.      Pada bayi atau anak yang sehat.
2.      Pada bayi yang sedang sakit keras, dalam masa tunas suatu penyakit dan defisiensi imunologi.
3.      Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es dan belum lewat masa berlakunya.
4.      Pemberian imunisasi dengan teknik yang tepat.
5.      Mengetahui jadwal imunisasi dengan melihat umur dan jenis imunisasi yang didapat.
6.      Meneliti jenis vaksin yang akan diberikan.
7.      Memperlihatkan dosis yang akan diberikan.

Misalnya : seseorang yang luka karena menginjak paku, karena takut menderita tetanus, maka ia disuntik ATS sebagai usaha pencegahan.

4. Jadwal Pemberian Imunisasi
1)        Secara umum
Vaksin
Pemberian
Selang waktu pemberian imunisasi
Umur
BCG
DPT
Campak
Polio
TT Bumil
DT
TT
TT CPW
Hepatitis B
1 x
3 x
1 x
4 x
2 x
2 x
2 x
2 x
3 x
-
4 minggu
-
4 minggu
4 minggu
4 minggu
4 minggu
4 minggu
1 bulan dan 5 bulan
0 – 11 bulan
2 – 11 bulan
9 – 11 bulan
0 – 11 bulan
Selama hamil
SD kelas 1
SD kelas VI
Wanita pra nikah
0 – 11 bulan

2)        Untuk bayi
Vaksin
Pemberian
Interval
Umur
BCG 0,05 cc
1 kali
-
0-11 bulan
DPT 0,5 cc
3 kali
4 minggu
2-11 bulan
POLIO 2 Tetes
4 kali
4 minggu
0-11 bulan
CAMPAK 0,5 cc
1 kali
-
9-11 bulan
HEPATITIS B 0,5 cc
3 kali
1 bulan
5 bulan
0-11 bulan


3)        Jadwal pemberian imunisasi bayi yang lahir di rumah sakit
Umur
Antigen
0 bulan
HB1             BCG            POLIO1
2 bulan
HB2             DPT1           POLIO2
3 bulan
                      DPT2           POLIO3
4 bulan
                     DPT3          POLIO4
9 bulan
           HB3                                CAMPAK

4)        Jadwal pemberian imunisasi bagi bayi yang lahir di rumah 
Umur
Antigen
2 bulan
BCG             DPT1            POLIO 1
3 bulan
HB1              DPT2           POLIO 2
4 bulan
HB2              DPT3           POLIO 3
9 bulan
          HB3             CAMPAK    POLIO 4